UJIAN
KOMPRE
- BIDANG AGAMA
- Aqidah dan Akhlak
Pengertian Aqidah dan Akhlak
Kata
Aqidah berasal dari bahasa Arab yang berarti “Kepercayaan atau
Iman”. Iman adalah segi teoritis yang dituntut pertama-tama dan
terdahulu dari segala sesuatu untuk dipercayai dengan sesuatu
keimanan yang tidak boleh dicampuri oleh keragu-raguan dan
dipengaruhi oleh persangkaan.
Pendapat
lain menyatakan Aqidah adalah Pendapat dan fikiran peraturan yang
mempengaruhi jiwa manusia, lalu menjadi sebagai suatu suku dari
manusia sendiri, dibela, dipertahankan, dan di I-‘tiqatkan bahwa
hal itu adalah harus dipertahankan dan dikembangkan.
Kata
Akhlak berasal dari Bahasa Arab ( ﺍﺨﻼﻖ
), didalam Bahasa
Indonesia diartikan Tingkah laku, budi pekerti, tabiat,
prikemanusiaan, kebiasaan, kehendak atau kehendak yang dibiasakan.
Akhlak
diartikan dalam dua perkataan yaitu “Al Khalqu berarti kejadian
bentuk lahir dan Al Khuluq yang berarti Budi pekerti, kedua perkataan
itu dikerjakan bersama-sama”.
berikut
ini di kemukakan batasan pengertian Akhlak menurut para ahli Islam
yaitu sebagai berikut :
- Ibnu Mualawiyah, dikemukakan yaitu Khuluq (Akhlak) ialah keadaan yang mendorong (mengajak) untuk melakukan perbuatan-perbuatan tanpa dipikir dan dipertimbangkan dahulu.
- Sidi Gazalba mengatakan Akhlak adalah sikap kepribadian yang melahirkan perbuatan manusia terhadap Tuhan, manusia terhadap diri sendiri dan makhluk lain sesuai dengan suruhan dan larangannya serta petunjuk Al Qur’an dan Al Hadits.
- Al Ghazali mengatakan Khuluk (Akhlak) ialah sifat yang tertanam dalam jiwa, dari padanya lahirlah perbuatan-perbuatan yang mudah dan gampang tanpa difikir dan dipertimbangkan lagi.
Dasar-dasar Aqidah dan Akhlak
Segala
aktifitas yang dilakukan oleh setiap muslim adalah salah satunya
mendidik ajaran-ajaran Islam
berupa Al Qur’an dan Hadits. Hal ini sesuai dengan Sabda Rasulullah
yang berbunyi :
ﻮﺤﺪﺜﻧﻰﻋﻦﻤﻠﻚ:ﺍﻧﻪﺑﻠﻐﻪﺍﻦﺮﺴﻮﻝﺍﷲﺼﻠﻰﺍﷲﻋﻠﻴﻪﻮﺴﻠﻡ
ﺘﺮﻜﺖﻔﻴﻜﻡﺍﻤﺮﻴﻦﻠﻦﺘﺿﻠﻮﺍﻤﺎﻤﺴﻜﺘﻡﺒﻬﻤﺎﻜﺘﺐﺍﷲ
ﻮﺴﻧﺔﻧﺒﻴﻪ.
ﺮﻮﺍﻩﻤﺎﻠﻚ
Artinya : “ Dan diceritakan dari
Malik bahwa telah sampai kepada Rasulullah SAW bersabda telah aku
tinggalkan kepadamu dua perkara dan kamu tidak akan tersesat selama
berpegang teguh kepada keduanya, yaitu Kitabullah (Al Qur’an) dan
sunah Nabi (Hadits).”
Hadits
disini menegaskan kepada kita bahwa Al Qur’an dan Hadits merupakan
pegangan utama yang dapat membimbing dan menjadikan petunjuk yang
benar dalam segala aktifitas yang dilakukan setiap muslim, untuk
lebih tegasnya bahwa Al Qur’an dan Hadits sebagai dasar dalam
mendidik Aqidah Akhlak.
Macam-macam Aqidah dan Akhlak
Akhlak yang mulia dan terpuji menurut
ajaran Islam antara lain :
|
|
Faktor-faktor yang mempengaruhi
Aqidah dan Akhlak
Menurut
ajaran Islam berdasarkan praktek Rasulullah, pendidikan Akhlak adalah
faktor penting dalam membina suatu umat atau membangun suatu bangsa.
Oleh karena itu program utama dan perjuangan pokok dari segala usaha
ialah pembinaan akhlak mulia.
- Ibadah dan Mu’amalah
Pengertian Ibadah dan Mu’amalah
Dasar-dasar Ibadah dan Mu’amalah
Macam-macam Ibadah dan Mu’amalah
Pengetahuan dan Ketrampilan
Ibadah Praktis
Baca Tulis Al Qur’an
- BIDANG WAWASAN KEPENDIDIKAN
- Sistim Pendidikan Islam (SPI) dan Sistim Pendidikan Nasional (SPN)
Pengertian SPI dan SPN
Definisi
Sistem
Istilah sistem berasal dari bahasa Yunani
“sistema”
yang artinya: suatu keseluruhan yang tersusun dari banyak bagian
(whole compounded of several
parts).[1]
Di antara bagian-bagian itu
terdapat hubungan yang berlangsung secara teratur. Definisi sistem
yang lain dikemukakan Anas Sudjana yang mengutip pendapat Johnson,
Kost dan Rosenzweg sebagai berikut “Suatu sistem adalah suatu
kebulatan/keseluruhan yang kompleks atau terorganisir; suatu himpunan
atau perpaduan hal-hal atau bagian-bagian yang membentuk suatu
kebulatan/keseluruhan yang kompleks.”[2]
Sedangkan Campbel menyatakan bahwa sistem itu merupakan himpunan
komponen atau bagian yang saling berkaitan yang bersama-sama
berfungsi untuk mencapai suatu tujuan.
Definisi
Pendidikan
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana
untuk menciptakan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat
bangsa dan negara.
Definisi
Pendidikan dalam Pandangan Islam
Dalam Islam, istilah pendidikan diyakini
berasal dari bahasa Arab yaitu tarbiyah
yang berbeda dengan kata ta’lîm
yang berarti pengajaran atau
teaching
dalam bahasa Inggris. Kedua istilah (tarbiyah
dan ta’lîm)
berbeda pula dengan istilah ta’dzîb
yang berarti pembentukan tindakan atau tatakrama yang sasarannya
manusia.[3]
Walaupun belum ada kesepakatan di antara para ahli, dalam kajian ini
yang dimaksud pendidikan Islam adalah al-tarbiyah,
istilah bahasa Arab yang menurut penulis dapat meliputi kedua istilah
di atas. Hal yang sama dikemukakan oleh Azyumardi Azra bahwa
pendidikan dengan seluruh totalitasnya dalam konteks Islam inhern
dalam konotasi istilah tarbiyah,
ta’lîm dan ta’dzîb
yang harus dipahami secara
bersama-sama.[4]
Dari pemaparan diatas dapat kita tarik
kesimpulan bahwa pendidikan Islam berarti usaha sadar dan terencana
untuk mewujudkan sarana belajar dan proses pembelajaran agar siswa
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat
dan negara sesuai dengan ajaran Islam[5].
Rumusan ini sesuai dengan pendapat Endang Saefudin Anshari yang
dikutip Azra bahwa pendidikan Islam adalah proses bimbingan oleh
pendidik terhadap perkembangan fisik dan psikis siswa dengan
bahan-bahan materi tertentu dengan metoda tertentu dan dengan alat
perlengkapan yang ada ke arah terciptanya pribadi tertentu sesuai
dengan ajaran Islam.[6]
Berdasarkan uraian di atas, yang dimaksud sistem pendidikan adalah
sistem pendidikan Islam yaitu suatu kesatuan komponen yang terdiri
dari unsur-unsur pendidikan yang bekerja sama untuk mencapai tujuan
sesuai dengan ajaran Islam.
Pendidikan
Islam adalah suatu sistem kependidikan yang mencakup seluruh aspek
kehidupan yang dibutuhkan oleh hamba Allah, sebagaimana Islam telah
menjadi pedoman bagi seluruh aspek kehidupan manusia, baik duniawi
maupun ukhrawi.
Pengertian pendidikan
menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia,serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa
dan negara.
Sedangkan di dalam
khasanah pemikiran pendidikan Islam, pendidikan mempunyai
pengertian usaha untuk merubah anak didik dari satu keadaan
kepada keadaan yang lebih baik dalam segala bidang, dengan cara
bertahap yaitu dengan merawat, mengatur, dan membimbing serta
mengajarinya sesuatu yang bermanfaat agar bisa hidup bahagia dunia
dan akhirat sesuai dengan apa yang telah diajarkan oleh Allah swt.
Dasar dan Tujuan SPI dan SPN
Adapun yang menjadi
landasan pendidikan nasional kita adalah :
Landasan filosofis
: Pancasila dan UUD 1945
Landasan sosiologis :
masyarakat Indonesia
Landasan kultural
: kebudayaan nasional
Landasan psikologis :
perkembangan peserta didik
Landasan ilmiah dan
teknologi : perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi
Sedangkan asas-asas
atau dasar dalam pendidikan nasional kita adalah :
1.
Asas tut wuri handayani yang mencakup 3 semboyan :
ing ngarso sung tulada, artinya jika di depan menjadi contoh
ing madya mangun karsa, artinya jika di tengah-tengah
membangkitkan kehendak, hasrat atau motivasi
tut wuri handayani, artinya di belakang mengikuti dengan awas
2.
Asas belajar sepanjang hayat (GBHN Bab IV bagian pendidikan) :
Pendidikan berlangsung seumur hidup dan dilaksanakan di dalam
lingkungan
rumah tangga, sekolah dan masyarakat. Karena itu pendidikan adalah
tanggungjawab bersama antara keluarga, masyarakat dan pemerintah.
Ada 3 hal mendasar dari asas belajar sepanjang hayat yaitu :
Proses dan waktu pendidikan berlangsung seumur hidup sejak
dalam
kandungan hingga manusia meninggal
b. Bahwa untuk belajar tiada batas waktu, artinya tidak
ada istilah terlalu dini
ataupun istilah terlambat untuk
belajar
c. Bahwa belajar atau mendidik diri sendiri adalah proses
ilmiah sebagai bagian
integral atau merupakan totalitas kehidupan
3.
Asas kemandirian dalam belajar : menempatkan guru dalam peran
utama
sebagai fasilitator dan
motivator, disamping perannya sebagai informator,
organisator, inisiator, inspirator, korektor, pembimbing,
demonstrator, pengelola
kelas, mediator, supervisor, evaluator.
Dalam
dunia pendidikan Islam yang menjadi dasar / landasan pendidikan
adalah Al Quran dan Al Hadits. Ini dapat dilihat dari :
1.
Qs. Asy-Syura : 52
“Dan
demikian kami wahyukan kepadamu wahyu (Al-Quran) dengan
perintah kami. Sebelumnya kamu tidaklah mengetahui apakah al kitab
(Al
Quran) dan tidak pula mengetahui apakah iman itu, tetapi kami
menjadikan
Al Quran itu cahaya yang kami beri petunjuk dengan dia
siapa
yang kami kehendaki diantara hamba-hamba kami.
Dan
sesungguhnya kami benar-benar memberi petunjuk kepada jalannya yang
benar ”
2.
Hadits Nabi Muhammad saw ( Al-Gazali, Ihya’ Ulumuddin hal 90)
“Sesungguhnya orang mu’min yang paling dicintai oleh Allah
ialah orang
yang senantiasa tegak dan taat kepada Nya dan
memberikan nasehat
kepada hamba Nya, sempurna akal pikirannya, serta menasehati
pula
akan dirinya sendiri, menaruh perhatian serta mengamalkan
ajaran Nya
selama hayatnya, maka beruntung dan memperoleh kemenangan
ia.“
Setelah
dasar / landasan pendidikan ditetapkan, kita dapat menyusun tujuan
pendidikan yang ingin dicapai. Ada beberapa pendapat mengenai tujuan
pendidikan yang dikemukakan oleh para ahli, beberapa diantaranya :
1. Menurut Prof. H.
Zahara Idris, M.A
Tujuan
pendidikan adalah memberikan bantuan terhadap perkembangan anak
seutuhnya supaya dapat mengembangkan potensi fisik, emosi, sikap,
moral,
pengetahuan dan keterampilan semaksimal mungkin agar menjadi manusia
dewasa.
2. Menurut M. Noer
Syam
Tujuan
pendidikan adalah agar seseorang mempunyai kepribadian yang sesuai
dengan
nilai-nilai
di dalam masyarakat dan kebudayaan.
3. Menurut Ki Hajar
Dewantoro
Tujuan
pendidikan adalah agar anak sebagai manusia dan anggota masyarakat
dapat
mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya.
4. Menurut Al Ghazali
Tujuan
pendidikan adalah beribadah dan taqarub kepada Allah dan kesempurnaan
insani
yang tujuannya kebahagiaan dunia akhirat.
5. Menurut Shaleh
Abdul Azis dan Abdul Najib
Tujuan
pendidikan adalah untuk mendapatkan keridhoan Allah dan mengusahakan
penghidupan.
6. Menurut Abdull
Fayad
Tujuan
pendidikan adalah persiapan untuk hidup akhirat dan membentuk
perorangan
dengan
ilmu pengetahuan dan keterampilan untuk menunjang kesuksesannya hidup
di
dunia.
Dalam
dunia pendidikan Islam, tujuan pendidikan mempunyai arti yang sangat
luas dan dalam. Seluas dan sedalam kebutuhan hidup manusia sebagai
makhluk individual dan sebagai makhluk sosial yang dijiwai oleh
nilai-nilai ajaran agamanya.
Tujuan pendidikan
Islam mencakup :
1. Tujuan umum
yaitu mengantarkan anak didik supaya menjadi hamba Allah yang taat.
Termuat dalam Qs. Adz-Dzariyat : 56 : “ Dan Aku tidak
menciptakan jin dan manusia
melainkan supaya mereka mengabdi kepada Ku ” dan dalam Qs.
Al-Bayyinah : 5 : “
Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan
memurnikan
ketaatan kepada Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus.”
2. Tujuan pribadi
yaitu tujuan yang ingin dicapai oleh seseorang dari pendidikan, yang
mencakup aqidah, ilmiyah, jasmaniyah, fikriyah, siyasiyah dan
lain-lainnya.
3. Tujuan
kemasyarakatan yaitu membentuk sebuah masyarakat yang beramar
ma’ruf
nahi munkar. “Kamu adalah umat yng terbaik yang dilahirkan untuk
manusia,
menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan
beriman kepada
Allah” (Qs. Ali Imran : 110 ).
Adapun yang dimaksud dengan masyarakat beramar ma’ruf nahi munkar
adalah :
- Umat yang menyebarkan Islam dan berdakwah kepada Nya
- Umat yang menerapkan hukum Allah swt
- Umat yang selalu bekerjasama dalam menegakkan kebaikan dan ketaqwaan
- Umat yang mampu memperhatikan peradaban manusia, yang diaplikasikan dalam beberapa hal :
Berusaha untuk menguasai bidang ek onomi
Berusaha untuk menguasai bidang teknologi
Berusaha menguasai bidang manajemen
Selalu memperhatikan pembangunan infra struktur
Selalu memperhatikan bidang akhlaq
Dari
uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan Islam bertujuan
untuk menumbuhkan pola kepribadian manusia yang bulat melalui
latihan kejiwaan, kecerdasan otak, penalaran, perasaan, dan indra.
Karenanya pendidikan harus mampu melayani petumbuhan manusia dalam
segala aspeknya, baik aspek spiritual, intelektual, imajinasi,
jasmaniah, ilmiah, maupun bahasanya. Dan tujuan terakhir dari
pendidikan Islam terletak pada realisasi sikap penyerahan
diri sepenuhnya kepada Allah swt. Seperti termuat dalam Al-Qur’an
surat Al-An’am (6) ayat 162 : “Katakanlah :
sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku adalah bagi
Allah, Tuhan semesta alam”. Diharapkan dengan kemampuan
akal pikirannya manusia mampu membaca, memahami,
menjelaskan, dan menganalisis gejala alamiah yang merupakan
tanda-tanda kekuasaan Allah yang selanjutnya akan mewujudkan
manusia yang paripurna yaitu manusia yang berilmu pengetahuan dan
beriman secara bulat.
Setelah
membahas tujuan pendidikan dari sudut pandang umum dan dari khasanah
pemikiran Islam, sekarang kita akan mencoba membahas tujuan
pendidikan nasional bagi bangsa Indonesia.
Ada beberapa rumusan
mengenai tujuan pendidikan nasional bagi bangsa Indonesia, namun yang
akan kita bahas di sini adalah rumusan yang termuat dalam Pembukaan
UUD 1945 serta rumusan menurut UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional.
Tujuan
pendidikan nasional dalam Pembukaan UUD 1945 adalah
mencerdaskan kehidupan bangsa. Kecerdasan yang dimaksud disini
bukan semata-mata kecerdasan yang hanya berorientasi pada kecerdasan
intelektual saja, melainkan kecerdasan meyeluruh yang mengandung
makna lebih luas.
Sedangkan tujuan pendidikan nasional menurut UU Nomor 20 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dirumuskan sebagai
berikut : pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan
dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggungjawab.
Tujuan pendidikan berfungsi sebagai arah
yang ingin dituju dalam aktivitas pendidikan. Dengan adanya tujuan
yang jelas, maka komponen-komponen pendidikan yang lain serta
aktivitasnya senantiasa berpedoman kepada tujuan, sehingga
efektivitas proses pendidikannya selalu diukur apakah dapat dan dalam
rangka mencapai tujuan atau tidak. Dalam praktek pendidikan, baik di
lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat luas, banyak tujuan
pendidikan yang diinginkan oleh pendidik agar dapat dicapai oleh
siswa. Menurut Langeveld yang dikutip Noeng Muhadjir terdapat
beberapa tujuan pendidikan yaitu: (1) tujuan umum (2) tujuan tak
sempurna, (3) tujuan sementara, (4) tujuan perantara, (5) tujuan
insidental.[7]
Di Indonesia tujuan pendidikan terdiri dari
lima tingkatan yaitu tujuan pendidikan nasional, tujuan pendidikan
institusional, tujuan pendidikan kurikuler, tujuan pembelajaran umum
dan tujuan pembelajaran khusus.
Tujuan pendidikan nasional adalah tujuan
pendidikan yang menjadi acuan tertinggi di Negara Indonesia apapun
bentuk dan tingkatan pendidikannya. Tujuan pendidikan nasional
tercantum dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional nomor 20
Tahun 2003. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan nasional bertujuan untuk
mengembangkan potensi siswa agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis
serta bertanggungjawab.
Dalam perspektif Islam, sebagaimana yang
dikemukakan oleh Yusuf Amir Faisal, tujuan pendidikan Islam pada
hakekatnya sama dengan tujuan diturunkannya agama Islam yaitu untuk
membentuk manusia yang bertakwa (muttaqîn)[8].
Selanjutnya Faisal merinci manusia yang bertakwa itu adalah yang:
- Dapat melaksanakan ibadah mahdah dan ghair mahdah,
- Membentuk warga Negara yang bertanggungjawab kepada masyarakatnya, bangsanya, dalam rangka bertanggung jawab kepada Allah.
- Membentuk dan mengembangkan tenaga profesional yang siap dan terampil untuk memasuki teknostruktur masyarakatnya.
- Mengembangkan tenaga ahli di bidang ilmu agama Islam.
Faktor-faktor Pendidikan
Jenis dan Jenjang Pendidikan
dalam SPI dan SPN
- Pendidikan anak usia dini diselenggarakan sebelum jenjang pendidikan dasar. Diselenggarakan bagi anak sejak lahir sampai usia 6 tahun dan bukan prasyarat masuk pendidikan dasar. Pendidikan anak usia dini dapat diselenggarakan melalui jalur pendidikan formal, nonformal, dan/atau informal. Pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal berbentuk Taman Kanak-kanak (TK), Raudhatul Athfal (RA), atau bentuk lain yang sederajat.
- Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah. Pendidikan dasar berbentuk sekolah dasar (SD) dan madrasah ibtidaiyah (MI) atau bentuk lain yang sederajat serta sekolah menengah pertama (SMP) dan madrasah tsanawiyah (MTs), atau bentuk lain yang sederajat.
- Pendidikan menengah merupakan lanjutan pendidikan dasar. Pendidikan menengah terdiri atas pendidikan menengah umum dan pendidikan menengah kejuruan. Pendidikan menengah berbentuk sekolah menengah atas (SMA), madrasah aliyah (MA), sekolah menengah kejuruan (SMK), dan madrasah aliyah kejuruan (MAK), atau bentuk lain yang sederajat.
- Pendidikan khusus merupakan pendidikan bagi peserta didik yang memiliki tingkat kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran karena kelainan fisik, emosional, mental, sosial, dan/atau memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa. Dapat diselenggarakan secara inklusif atau berupa satuan pendidikan khusus
Ayat dan Hadits Tarbawi
- Ketrampilan dalam perencanaan, proses, dan Evaluasi Pengajaran
Pengetahuan tentang Nilai-nilai
Karakter dan Materi Pelajaran
Pendidikan budaya dan
karakter bangsa adalah pendidikan yang mengembangkan nilai-nilai
budaya dan karakter pada diri peserta didik sehingga menjadi dasar
bagi mereka dalam berpikir, bersikap, bertindak dalam mengembangkan
dirinya sebagai individu, anggota masyarakat, dan warganegara.
Nilai-nilai budaya dan karakter bangsa yang dimiliki peserta didik
tersebut menjadikan mereka sebagai warganegara Indonesia yang
memiliki kekhasan dibandingkan dengan bangsa-bangsa lain.
Pendidikan budaya dan
karakter bangsa dilakukan melalui pendidikan nilai-nilai atau
kebajikan (virtue) yang menjadi dasar budaya dan karakter bangsa.
Kebajikan yang menjadi atribut suatu karakter pada dasarnya adalah
nilai. Oleh karena itu pendidikan budaya dan karakter bangsa pada
dasarnya adalah pengembangan nilai-nilai yang berasal dari pandangan
hidup/ideology bangsa Indonesia, agama, budaya, dan nilai-nilai yang
terumuskan dalam tujuan pendidikan nasional.
Nilai
tidak diajarkan tapi dikembangkan
mengandung makna bahwa materi nilai-nilai budaya dan karakter bangsa
bukanlah bahan ajar biasa. Artinya, nilai-nilai tersebut tidak
dijadikan pokok bahasan yang dikemukakan seperti halnya ketika
mengajarkan suatu konsep, teori, prosedur, atau pun fakta seperti
dalam mata pelajaran agama, bahasa Indonesia, PKn, IPA, IPS,
matematika, pendidikan jasmani dan kesehatan, seni, ketrampilan, dan
sebagainya.
Materi
pelajaran biasa digunakan sebagai bahan atau media untuk
mengembangkan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa. Oleh karena itu
guru tidak perlu mengubah pokok bahasan yang sudah ada tetapi
menggunakan materi pokok bahasan itu untuk mengembangkan nilai-nilai
budaya dan karakter bangsa.
Konsekuensi
dari prinsip ini nilai-nilai budaya dan karakter bangsa tidak
ditanyakan dalam ulangan ataupun ujian. Walaupun demikian, peserta
didik perlu mengetahui pengertian dari suatu nilai yang sedang mereka
tumbuhkan pada diri mereka. Mereka tidak boleh berada dalam posisi
tidak tahu dan tidak paham makna sebuah nilai.
Pengetahuan tentang Alat-alat
Peraga Pengajaran
Alat-alat
yang mempengaruhi pendidikan, antara lain
metode penyampaian dan juga cara penilaian.
Alat-alat
pengajaran kebanyakan tidak diciptakan khusus untuk keperluan
pengajaran, kecuali mesin belajar. Selain itu pengajaran memanfaatkan
hasil teknologi seperti film, radio, TV, Komputer, dan sebagainya.
Adanya alat
pendidikan yang serba lengkap belum tentu menjamin pemanfaatannya
dalam pendidikan. Sering terjadi gap antara hard ware dan soft ware.
Banyaknya ragam alat pendidikan juga menimbulkan kesulitan untuk
memilih alat yang mana yang serasi untuk bahan pelajaran tertentu.
Beberapa
alat pendidikan yang dapat dipandang sebagai alat teknologi
pendidikan :
- Papan Tulis
- Gambar
- Model
- Koleksi
- Peta dan Globe
- Buku Pelajaran
Salah satu
keuntungan alat pendidikan yaitu buku pelajaran antara lain :
- Buku Pelajaran membantu guru melaksanakan kurikulum karena disusun berdasarkan kurikulum yang berlaku
- buku pelajaran juga merupakan pegangan dalam menentukan metode pengajaran
- buku pelajaran memberi kesempatan bagi siswa untuk mengualangi pelajaran atau mempelajari pelajaran baru
- buku pelajaran dapat juga digunakan untuk tahun-tahun berikutnya dan bila direvisi dapat bertahan dalam waktu yang lama
- Buku pelajaran yang uniform memberi kesamaan mengenai bahan dan standar pengajaran
- Buku pelajaran memberikan kontinutas pelajaran dikelas yang berurutan, sekalipun guru berganti
- Buku pelajaran memberi pengetahuan dan metode mengajar yang lebih mantap bila guru menggunakannya dari tahun ketahun.
Untuk
memanfaatkan alat teknologi pendidikan diperlukan keterampilan dari
pihak guru serta sikap positif terhadap perkembangan alat teknologi
pendidikan. Alat teknologi pendidikan, betapapun majunya senantiasa
memerlukan peranan guru, sekalipun mengubah peranan itu.
Sejak dulu
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi telah mempengaruhi pendidikan
namun pengaruhnya bertambah pesat sejak 1950-an.
Setiap alat
pendidikan mempunyai kebaikan dan kekurangannya, namun semua dapat
memberi bantuan menurut hakikat masing-masing.
Komputer
adalah hasil teknologi modern yang membuka kemungkinan-kemungkinan
yang besar alat pendidikan.
Komputer
sebagai alat pelajaran mempunyai sejumlah keuntungan :
- Dapat membantu murid dan guru dalam pelajaran
- Memiliki banyak kemampuan yang dapat dimanfaatkan segera
- Sangat fleksibel dalam mengajar dan dapat diatur menurut keinginan penulis pelajaran
- Mengajar oleh guru dapat saling melengkapi
- Dapat pula menilai hasil setiap pelajar dengan segera.
Pengetahuan tentang Evaluasi
Pengajaran
Secara harfiah kata
penilaian berasal dari bahasa Inggris “ evaluation “ dalam bahasa
Arab Al – Taqdir; dalam bahasa Indonesia berarti penilaian.
Penilaian dapat digunakan untuk semua aspek kehidupan. Penilaian
adalah usaha untuk mendapatkan nilai yang terdapat dalam proses
belajar mengajar yang dilihat dari hasil yang dicapai oleh setiap
siswa dalam jangka waktu tertentu.
Evaluasi Hasil Belajar
antara lain mengunakan tes untuk melakukan pengukuran hasil belajar.
Tes dapat didefinisikan sebagai seperangkat pertanyaan
dan/atau tugas yang direncanakan untuk memperoleh informasi tentang
trait, atribut pendidikan, psikologik atau hasil belajar yang setiap
butir pertanyaan atau tugas tersebut mempunyai jawaban atau ketentuan
yang dianggap benar. Pengukuran diartikan sebagai pemberian
angka pada status atribut atau karakteristik tertentu yang dimiliki
oleh orang, hal, atau obyek tertentu menurut aturan atau formulasi
yang jelas. Penilaian adalah suatu proses untuk mengambil
keputusan dengan menggunakan informasi yang diperoleh melalui
pengukuran hasil belajar baik yang menggunakan instrumen test maupun
non-test. Penilian dimaksudkan untuk memberi nilai tentang kualitas
hasil belajar.
Secara klasik tujuan
evaluasi hasil belajar adalah untuk membedakan kegagalan dan
keberhasilan seorang peserta didik. Namun dalam perkembangannya
evaluasi dimaksudkan untuk memberikan umpan balik kepada peserta
didik maupun kepada pembelajar sebagai pertimbangan untuk melakukan
perbaikan serta jaminan terhadap pengguna lulusan sebagai tanggung
jawab institusi yang telah meluluskan.
Tes, pengukuran dan
penilaian berguna untuk : seleksi, penempatan, diagnosis dan
remedial, umpan balik, memotivasi dan membimbing belajar, perbaikan
kurikulum dan program pendidikan serta pengembangan ilmu.
Pengetahuan tentang Strategi
PAIKEM
- PAKEM merupakan pembelajaran yang membangkitkan kecakapan hidup
- Dalam PAKEM siswa belajar bekerjasama ( kooperatif )
- Dalam PAKEM guru menerapkan pengelolaan kelas yang bervariasi
- PAKEM memperhatikan keragaman individu, misalnya laki-laki/perempuan, cepat belajar/lambat belajar, sosial ekonomi tinggi/rendah
- PAKEM mengembangkan potensi semua siswa
- PAKEM mendorong siswa menghasilkan karya kreatif
- Program untuk meningkatkan PAKEM di sekolah harus ditingkatkan kuantitas dan kualitasnya
Pengetahuan tentang Perencanaan
Pengajaran (Perumusan Tujuan, Bentuk, dan Isi Pengajaran
Ketrampilan Menyusun RPP berbasis
karakter.
mas,. kok postingane pean memenuhi halaman utamane bolg pean,. coba deh kunjungin blogku
BalasHapusmana daftar pustakanya
BalasHapusTq
BalasHapus